Selamat datang di Abangbuy's Blog

PENGARUH KEIMANAN DA’I TERHADAP MASYARAKAT

Wednesday, May 22, 20130 comments



Apabila seorang hamba Allah mampu merealisasikan nilai-nilai rabbany dalam diri dan jiwanya, niscaya akan memberikan pengaruh yang besar terhadap keluarganya, lingkungannya, bahkan sampai kepada masyarakatnya. Tidak jarang malah berbekas luas ke generasi demi generasi setelahnya. Baik secara rohani, jasmani maupun pemikiran.

Dan bagi pribadi-pribadi yang dapat merealisasikan hal tersebut, terlimpah keberkahan yang tiada terhingga, dalam segala hal. Keberkahan fikiran, harta, keluarga, keturunan, kesehatan, kerja dan amal shaleh.

Dalam realita lapangan, kita bisa melihat, betapa banyak orang yang hidup cukup lama, berumur panjang, lalu buku kehidupannya ditutup oleh kematian. Kemudian tak terasa lagi kehadiran mereka. Tak terdengar lagi kicauan dan pengaruhnya. Tak berbekas dan tak bersisa. Tinggal hanya tiga baris di atas batu nisannya: nama, tanggal lahir dan tanggal wafat. 

Sebaliknya, para dai yang ikhlas, ulama yang istiqamah, para reformer yang tulus, mereka hidup tak terlalu lama, usianya tak terlalu panjang, akan tetapi pengaruhnya sangat lama, bekasnya sangat dalam dan sisanya bisa panjang melewati umur hidup mereka sendiri.

Lihatlah Baginda Rasulullah saw yang hanya hidup 23 tahun sebagai Nabi dan Rasul. 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah. Dengan waktu yang singkat, Beliau telah merubah wajah bumi, memutar perjalanan sejarah, membangun peradaban baru. Pengaruhnya yang kuat, efeknya yang luas terus terasa sampai saat ini, di seluruh dunia.

Begitu juga Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab dan beberapa orang setelah mereka. Usia mereka juga tidak panjang dalam Islam. Tapi mereka meninggalkan warisan besar, berbagai kebaikan, hidayah, cahaya, kemenangan dan penyebaran Islam.

Imam Syafi, hidup tahun 150 – 204 H. Hanya 54 tahun. Mewariskan khazanah fiqh yang sangat mahal nilainya. Telah menjadi rujukan dan amalan bagi jutaan manusia, di berbagai Negara. Menjadi rujukan ribuan ulama, para ilmuwan dan para penuntut ilmu.

Sibawaih hanya hidup 32 tahun, meninggalkan karyanya yang menjadi rujukan utama dalam bahasa arab sampai saat ini. Imam Nawawi juga hidup sekitar 40 tahun. Beliau tinggalkan warisan keilmuan hadits, fiqh dan tarbiyah dan lain-lain. Menjadi referensi ummat dalam membentuk dan melahirkan kader ulama, fuqaha dan murabbi.

Imam Ibnu Taimiyah, juga hidup tidak terlalu lama. Malah tidak sempat menikah sampai akhir hayatnya, karena pengabdiannya untuk ilmu dan agama, dakwah dan jihad. Beliau tinggalkan khazanah keislaman yang tidak terhingga. Hampir mencakup semua sisi kehidupan. Bila karya-karya beliau ditulis ulang dengan tangan, niscaya dengan umur yang sama, kita tidak bisa menuntaskannya. Beliau tidak saja mewariskan ilmu dan karya, bahkan juga Beliau mewariskan murid-murid yang menjadi ulama-ulama besar, seperti Imam Ibnul Qayyim Aljauziah dan kemudian Imam Ibnu Katsir.

Imam Muhammad bin Abdul Wahhab. Pembawa pembaharuan di jazirah arab. Mengembalikan ummat kedalam ikatan tauhid yang murni. Terbebas dari pengesaan kekuatan selain Allah SWT, pengkultusan individu, pengagungan kuburan dan lain sebagainya. Beliau juga hidup tidak lama. Tapi pengaruh dakwahnya terasa dan terlihat sampai saat ini.

Begitu juga Imam Hasan Al Banna, pelopor gerakan Islam internasional. Pembawa makna syumuliah Islam kepada umat, yang telah lama dalam pemahaman yang parsial. Beliau bawa umat untuk meluruskan aqidah, membersihkan ibadah dan meniggikan akhlak mulia. Menyatukan antara agama dan Negara, dakwah dan jihad, pendidikan dan wawasan. Beliau didik dan bina kader-kader dakwah dan mujahid di jalan Allah, dalam usia yang tak begitu lama. Tapi pengaruh dakwah dan warisan tarbiyahnya telah merambah lebih dari 80 negara di dunia.

Begitulah keberkahan dari ilmu, iman, umur dan amal shaleh. Ibnu ‘Athaillah berkata: “Betapa banyak usia yang panjang, tapi pendek kontribusinya. Juga tidak sedikit umur yang pendek, tapi panjang pengaruhnya. Barang siapa yang diberkahi umurnya, dalam waktu yang tidak lama akan mendapatkan balasan yang tidak mampu dilukiskan dan takkan dapat diisyaratkan”.

Inilah nilai-nilai rabbany yang memberikan ketenangan kepada seorang mukmin saat orang lain tak mendapatkan ketenangan. Menghadirkan ketentraman ketika yang lain kehilangannya. Menimbulkan kenyamanan ketika orang-orang didera kegelisahan. Mendatangan keamanan di saat manusia semua dilanda ketakutan. Keistimewaan ini hanya bagi hamba Allah yang hatinya terpaut kepada Allah, dan raganya bekerja di dalam kehidupan ini sambil menunggu pertemuan dengan Tuan sekaligus kekasih yang abadi.

Imam Juneid ketika ditanya oleh para Syuyukh tentang kecintaan dan keimanan kepada Allah, berkata: “Hamba yang telah meninggalkan dirinya sendiri, senantia tersambung kepada Rabbnya, tegak melaksanakan hak-hakNya, menatap sepenuh hati kearahNya, hatinya terbakar oleh cahaya keagunganNya, minumannya bening dari cangkir kasih sayangNya. Jika ia berbicara maka ia bicara bersama Allah, jika berkata maka dari Allah, jika bergerak maka dengan perintah Allah, jika diam maka bersama Allah. Maka dengan Allah, untuk Allah dan bersama Allah.

Keimanan seperti ini akan mewariskan kekuatan, soliditas dan persatuan di tengah-tengah masyarakat. Menimbulkan rasa kehadiran Allah dan pemantauan dariNya. Membuahkan ketekunan dalam amal dan ibadah.. Wallahu a’lam bishshawab.
Share this article :

Post a Comment

KOMENTAR FACEBOOK

banner

banner
 
Support : Abangbuy | Dakwah Mudah | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2013. Abangbuy's - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Abangbuy.com
Proudly powered by Blogger